Kuliah Sambil Kerja atau Kerja Sambil Kuliah?

Senang rasanya, tanggal SATU alias awal bulan sudah datang!

Welcome November..!!

 

Awal bulan, selalu jadi momentum yang ditunggu. Saatnya bagi anak-anak buat dapat jatah uang jajan dan saatnya bagi para pekerja seperti saya mendapatkan imbalan atas jerih payah sebulan lalu. 

Senang dan bahagia.

 

Sudah sudah, jangan terlalu senang dulu. Ini bukan soal bagaimana menghabiskan si gaji. Saya tidak sedang membicarakan sesuatu yang menyenangkan amat. Saya hanya sedang ingin membagi, apa yang saya rasa dengan gaji saya itu.

Saya cinta dengan pekerjaan saya. Sebagai mahasiswi, orang tua saya selalu berpesan "Belajarlah mencari uang supaya kau tidak dengan mudah menghabis-habiskan uang yang kau dapat dari kami!"

Pesan itu....sangat mengena buat saya.

Bagaimana tidak, bulan-bulan di tahun pertama saya kuliah, saya akui saya boros! Apakah mahasiswa baru di era 2012 ini juga merasakan hal yang sama dengan saya? Saya harapp tidak.

Saya pikir, ini saatnya saya mulai mencari duit jajan untuk diri sendiri, mencari oekerjaan yang bisa mendatangkan uang jajan -tidak banyak- asal cukup untuk mejajani saya makan es krim favorit tiap hari. Saya tidak minta banyak kan? 

Akhirnya, saat-saat mendebarkan itu tiba! Otak saya mulai bekerja dengan sangat cepat. Saya pikir saya tidak terlalu pintar, apakah harus jadi guru les private bagi anak-anak orang kaya di kota ini? Saya tidak mampu. Terlalu beresiko. Saya sempat berpikir juga untuk bantu jaga-jaga toko atau jadi SPG. Tapi saya pikir saya tidak akan betah, itu pekerjaan berat, dan pasti sangat menyita waktu. Tubuh saya juga terlalu seksi untuk mengenakan rok mini. Hahaha..

 

Lalu waktu itu pun tiba. Sebuah radio swasta besar di kota ini mengadakan audisi mencari penyiar muda berbakat. Saya ikut, atas dorongan abang saya. Menurut abang saya, saya sangat suka bicara, bahkan sewaktu tidur juga bicara, jadi alangkah lebih baik kalau aset itu diarahkan pada hal-hal berguna dan menghasilkan uang jajan.

Saya ikut dengan semangat pasti. Harus berjuang. Bersaing ketat dengan banyak pihak yang punya banyak nilai plus dibanding saya. Saya terlalu polos. Saya main sikat saja. Apa yang ditanya saya jawab saja. Apa yang disuruh saya ikut saja. Selama itu masuk akal. Saya manut saja. Saya audisi, saya pun lolos. Sampai sekarang jadi penyiar di sana, bahkan sudah saya anggap seperti rumah kedua bagi saya itu studio. Brave yourself !!

Nah, inilah perjalanan yang saya sebut mencari uang jajan. Saya hanya anak berumur 19 tahun saat itu, hanya memikirkan uang jajan. Soalnya saya suka jajan, jadi uang siaran saya ya saya jadikan uang jajan. Uang yang dikirim orang tua untuk operasional kampus dan kebutuhan primer. Pasti tidak cuma saya yang berpikiran unyu soal ini!


Sempat ditawari kerja di bank, jadi CS di salah satu bank swasta. Gajinya lumayan besar, dan tidak bisa lagi disebut uang jajan. Tapi pikir saya, bagaimana kuliah saya, bagaimana membagi waktu, bagaimana? 

Ketakutan saya adalah, saat sudah tahu rasanya bisa cari uang sendiri -dalam jumlah besar- saya akan mengabaikan waktu kuliah saya pastinya. Saya pikir juga, gaji besar, sebesar yang pernah terpikirkan oleh manusia manapun akan menuntut tanggung jawab dan kontribusi besar. Bukan perkara mudah. Saya yakin orang tua saya pun tidak akan setuju. Pertama, mereka sebanarnya masih mampu membiayai pendidikan saya dan kedua, mereka pun akan kecewa jika saya mengabaikan kuliah saya.

Saya bekerja untuk menambah pengalaman saja. Menjadi penyiar pilihan tepat dan menyenangkan buat saya. Saya bisa menyalurkan bakat bicara saya, kecintaan saya pada musik, melatih diri untuk bisa loyal pada tempat kerja dan membuka wawasan saya.

Setiap gaji yang saya terima di awal bulan, selalu mengingatkan saya pada kejadian ini. Saya pikir lagi, kalaulah saya berani mengambil keputusan, jalanilah. Bukan saya bilang kerja dengan income  besar untuk mahasiswa bukanlah hal yang benar, tapi saya saja dan pandangan terhadap kemampuan saya saja yang saya pikir sulit untuk melakukannya.


Salut deh sama teman-teman yang punya income besar di usia muda dan bisa berjalan beriringan dengan kuliah juga. Saya hanya berpikir bahwa sebagai mahasiswa, tujuan saya adalah pendidikan dan menyelesaikannya. hal lain hanya sampingan. Saat kamu selesai kuliah, tantangan utamanya, mengumpulkan pundi-pundi emas itu, barulah akan di mulai !! Mohon maaf apabila ada yang tidak sepaham ya. Terima kasih sudah berkunjung!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar