Praktek Kerja Mahasiswa (Part 1)


Menulis menjadi sebagian hal yang menyenangkan jika sudah berhubungan dengan perasaan. Bagi sebagian orang, menulis lebih mudah untuk dilakukan dibanding bicara. Apa yang kamu bicarakan tidak selamanya bisa direkam, tapi tulisan membuat kamu bisa membacanya setiap saat diinginkan. Kali ini, saya akan menulis tentang satu fase hidup yang harus saya lewati sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir! –GAK NYAMBUNG. Hahaha!

Saya sedang senang-senangnya mengikuti salah satu kegiatan kampus. Wajib bagi mahasiswa semester akhir seperti saya, PKM atau magang. Jika dikebanyakan kampus kita harus mengikuti keduanya, di kampus saya hanya memilih salah satu saja dari kedua kegiatan ini. Saya putuskan untuk tidak magang dan memilih PKM (Praktek Kerja Mahasiswa). Saya harap saya tidak salah pilih. Senang amat bisa dapat nilai kuliah yang bagus, punya kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat sekaligus DIET! *modus*


Awal mula, orang tua tidak setuju. Alasan mereka PKM itu lokasinya jauh, jalannya jelek, mana keringetan, nanti saya sakit. Saya langsung menjelaskan pada orang tua saya bahwa hal ini adalah aman, mendidik sekaligus mengajari saya mandiri. Ah ya, saya rasa kini pilihan saya tidak salah. PKM memang seru!

Hari berganti hari, saat pengumuman kelompok PKM dan penentuan lokasi pun tiba. Cukup mendebarkan menunggu hasilnya keluar. Siapa yang jadi teman-teman saya nanti? Apa mereka bisa menerima keberadaan saya? Apa kita bakalan kompak? Bagian bumi sebelah mana yang akan saya datangi nanti? Apa di sana sanitasinya sudah baik? Segala macam pertanyaan berputar, terutama soal sanitasi. Semua terjawab di papan pengumuman kampus. Di sinilah saya. Di sebuah dusun bernama  Dusun Melati di Desa Punggur Kecil. Not bad-lah.

Desa ini terbilang mudah dijangkau. Kondisi jalan memang tidak 100% mulus, tapi minimal saya tidak menemui banyak jalan tanah yang kalau musim hujan bakalan licin. Dengan keadaan jalan yang cukup baik dan kebiasaan berkendara yang “menye-menye” saya bisa sampai di posko PKM yang bertempat di salah satu masjid hanya dengan 30 menit perjalanan. Tidak jauh dan masih dekat dengan kota kok.

Kalau yang ini, foto ketua kelompok bersama kepala dusun saat  mendirikan plang nama di depan rumah bapak kepala dusun :


Yang tadinya enggak punya plang nama dusun sehingga membuat saya dan teman-teman kelompok jadi tersesat, sekarang sudah ada plang-nya! Semoga tidak tersesat lagi ya. Hihihi..




Memang awal-awalnya sempat tersesat. Saya dengan teman sekelompok memang sangat unik. Apapun yang terjadi, masih tetap bisa ketawa cantik, termasuk waktu sedang menunggu salinan peta dari kantor kepala desa. Nama dusun melati memang banyak, tapi sarana penamaannya yang masih kurang tepat. Saya tidak tahu apa jadinya kalau sampai tidak ada peta itu. Ternyata dugaan memang benar. Wajarlah tersesat, tidak ada plang nama dusun di calon tempat saya akan beraksi PKM.

Ini dia foto-foto teman baru saya di Dusun Melati:


Ulala, sempat jadi seksi dokumentasi dadakan :


Hembusan nafas terengah-engah masih terasa, melihat jalanan yang masih panjang untuk ditempuh. Tapi tetap optimis. Sudah 4 kali pertemuan dengan berbagai kegiatan yang sudah kami laksanakan. Masih ada 4 pertemuan lagi. Berharap semuanya dapat berjalan lancar dan mmberikan manfaat bagi saya dan teman2 serta warga sekitar.

Beberapa kegiatan bersama warga :








Bagus-baguskan fotonya?
Terima kasih buat teman-teman dokumentasi : Bang Roma, Bang Agung dan Cempaka :D

2 komentar: